Sabtu, 16 Januari 2016

Ada yang salah di sini




Ku seka mataku yang basah untuk kesekian kali
memandang Sarinah yang kemarin diserang bom dan tembakan.
Permukaan jalan masih bernoda darah mengerak
tidak terhapuskan oleh hujan semalam.
Ada yang salah di sini
entah diriku yang terlalu cengeng
atau orang-orang yang berfoto selfie di belakang peta tubuh korban ledakan
dan memasang status “kami tidak takut”.

Ku seka mataku yang basah lagi
di depan abang sate dan pedagang asongan
yang kemarin tetap berjualan di tengah serangan orang-orang jahat.
Tidak bisa lagi membedakan harumnya sate
dan bau mesiu bercampur korban yang hangus.
Ada yang salah di sini
dalam diri kita yang sudah terlalu banyak menyaksikan kekerasan, mengalami kejahatan,
sehingga kita tidak bisa lagi membedakan takut dan berani, berani dan sedih,
sehingga ada satu-dua orang yang hidupnya dihancurkan ketakutan sejak lama
sebelum mereka meledakkan dirinya untuk kesia-siaan.

Mataku basah terus sedari kemarin
di antara butiran-butiran doa yang bergulir satu persatu
buat bangsa kita.
Seandainya kita mau lebih banyak mengasihi
dan lebih banyak membawa damai.


Dedeh Supantini. 15 Januari 2016

2 komentar:

  1. Tumpulnya hati nurani manusia jaman kini....

    BalasHapus
  2. Deh... mungkin tidak ada yang salah disana.
    Tukang sate tetap mengipas sate, karena anak anaknya tetap butuh makan (saat ada ataunya tidak adanya bom) dan...
    Org-org berselfie dengan latar korban bahkan dengan latar sang teroris karena berpikir itulah saat langka utk bisa membanggakan diri (karena mungkin merasa begitu sulitnya membuat sebuah prestasi)

    Para terorispun mungkin tidak salah...membunuh org org yg tidak mereka kenal karena berharap akan dipuji Allah dan ditemani bidadari bidadari cantik di surga(karena mrk meyakini suatu ajaran yg diindoktrinasikan oleh para pimpinan mereka)
    Bukankah mrk seperti juga sebagian dr kita yg jg terindoktrinasi oleh pahala dan dosa (sehingga melakukan yg baik hanya utk pahala dan ketakutan akan neraka...bukan karena mencintai Allah)...atau seperti org yg melakukan "persembahan perpuluhan" (hanya karena ingin "berdagang" dengan Tuhan...berharap memperoleh sembilan bagian ketika memberikan 1 bagian... dan bukan melakukan itu karena mengasihi Tuhan dan sesama)?

    Yg salah mungkin hanyalah karena kita mencoba "membaca" sesuatu yg Suci (kitab Suci) dengan otak/akal manusia yg jelas tidak akan pernah suci.

    Mungkin disini, kamulah yg salah Deh... kamu bersedih karena kamu menggunakan Hati Nuranimu dalam melihat semua itu... berbeda dg mereka.
    (Namun kamu dibenarkan Tuhan karena memang Dia berharap kita mengandalkan Hati Nurani dan bukan hanya akal kita... karena melalui Hati Nurani lah Tuhan berbicara, menatap dan memeluk kita)

    Salam
    :)
    Gunadi

    BalasHapus