Senin, 22 April 2013

Jarak

(cuma pertanyaan:  kita dibawa ke mana oleh sebuah jarak?)



Di depan ini ada jarak terbentang 
tanpa batas
membuat ku sejenak berhenti melangkah
mencoba menangkap
kekosongan sepekat apa yang dibawanya.

Kutimbang bentangan itu 
dalam hitungan detik demi detik
hingga ia tersenyum dan bertanya,
mengapa aku mengukurnya dalam besaran waktu
dan mencari hal-hal yang tersimpan di kejauhannya.
Namun ia menggiringku 
untuk terus berjalan juga .....
dengan sepenuh hati .....
kuraih jarak itu ke dalam pelukan
hingga tak lagi terlihat,
dan tersingkaplah keindahan yang samar-samar menghiasinya
dengan kepenuhan palet warna yang seperti semula ada
dengan kecerahan yang belum pernah kulihat
dan pembelajaran bernama kearifan
serta kebeningan yang sejak dulu selalu menghidupi.

Aku pun merunduk hormat
dan bertanya kepada jarak,
mengapa disimpannya nada-nada yang sempurna
di balik gurun-gurun yang kerontang,
padang rumput yang tak bertepi,
dan relung jeram yang tak terduga.
Sebagai jawaban,
diretasnya aku dalam keagungan cinta
yang membebaskan aku
untuk melanjutkan langkah 
                               dalam rentang hingga sejumlah tahun cahaya.

Dengan segala keteguhan
kutelusuri bentangan jarak ini
                  yang jauhnya mungkin hanya sehasta
                  tapi bisa juga seluas semesta .....
kulepaskan diri bagi-Nya
melesat .....
dalam perjalanan menempuh waktu
melintasi batas-batas ruang
dan berlabuh pada Cinta-Nya
yang membawa kita selalu kembali
dalam kemurnian yang  sempurna.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar