Senin, 22 Oktober 2012

Segelas juice, sebuah harmoni.



Jeruk sunkist dan buah pir adalah dua jenis buah yang sangat berbeda, baik bentuk maupun rasanya. Maka, secara sepintas bisa kita katakan bahwa keduanya tidak bisa disatukan. Hal ini benar dari sudut pandang penjual buah. Bila kita membeli sejumlah jeruk sunkist dan buah pir, maka penjual akan menimbang setiap jenis secara terpisah, tidak mungkin disatukan, sebab harganyapun berbeda. Tetapi, di tangan seorang ibu atau seorang pecinta kuliner, jeruk dan buah pir dapat disatukan dalam sebuah minuman bernama “Juice sunkist-buah pir”.
Sudah pernah mencoba juice sunkist-buah pir? Ini adalah salah satu juice favorit keluarga kami, yang membuat anakku menyarankan agar aku membuka counter jualan juice di sekolahnya! Rasanya menyegarkan, dan warnanya  menarik. Dan walaupun dalam segelas juice itu kita tidak bisa memilah-milah lagi yang mana jeruk dan yang mana buah pir, namun  kita bisa tetap merasakan dengan jelas rasa jeruknya dan rasa buah pirnya. Dari segelas juice itu kita bisa sekaligus memperoleh manfaat jeruk yang kaya vitamin C dan manfaat buah pir yang mengandung serat serta zat yang bermanfaat bagi penderita batuk.
Apa yang membuat campuran sunkist dan buah pir itu menjadi segar dan enak? Pertama-tama, tentu saja karena setiap buah menyumbangkan rasa dan keharumannya yang khas. Kedua, berkat keterampilan pembuatnya yang mencampur kedua macam buah itu dalam proporsi yang tepat. Ketiga karena diolah dengan sepenuh hati,  dengan kasih dan senang hati. Cobalah anda membuat segelas juice dengan hati senang dan tulus, pasti rasanya enak. Lalu bandingkan hasilnya bila anda membuatnya dengan setengah hati, terburu-buru dan terpaksa. Akan terasa bedanya. Terakhir, karena terbuat dari jeruk sunkist dan buah pir pilihan, dengan madu sebagai pemanis, ditambah doa agar yang meminumnya sehat dan mendapat berkat Tuhan.
Kearifan apa yang bisa kita petik dari segelas juice sunkist-buah pir? Keselarasan. Harmoni. Walaupun berbeda, namun tidak harus saling menonjolkan perbedaan. Tak harus saling mengedepankan ego, namun justru bekerjasama dalam harmoni untuk memunculkan warna baru, rasa baru, karya bersama yang diperkaya oleh keunikan masing-masing pribadi, dengan menjalankan peran dalam proporsinya masing-masing. Maka, menjadi berbeda tak harus bermusuhan, tak harus berseberangan, tak harus mempertajam kekurangan pihak lain. Di sisi lain, harmoni dan kerjasama tak perlu meniadakan ciri khas dan kepribadian kita, sebab justru keunikan masing-masing kita itulah yang akan mendorong pembaharuan. Dengan berbagai perbedaan, kita dapat tetap bergandengan tangan, untuk mencapai tujuan bersama dalam keindahan rasa yang tidak bisa diwujudkan sendirian. 

Dimuat dalam Forkom FK Maranatha No.7/Okt/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar