Rabu, 29 Agustus 2012

Matahari terbit atau matahari terbenam?


Pagi tentu saja dimulai ketika matahari terbit, langit mulai terang dan segala tampak berwarna cerah. Momen terbitnya matahari begitu indah sehingga seluruh alam ikut bernyanyi menyambutnya: burung mulai berkicau dan ayam berkokok merdu. Kitapun menyambut terbitnya matahari dengan gembira, dengan kelegaan dan penuh syukur kepada Tuhan, sebab aku masih boleh mengalami hari ini.......  


Kini, mari kita lihat foto di atas. Sebuah momen yang indah, bukan? Dengan sekali pandang, bisakah kita tahu, apakah ini foto matahari terbit atau matahari terbenam? Kelihatannya sulit untuk menebak, kecuali bila kita mengalami sendiri momen yang ditangkap dalam foto tersebut. Dan, bila kita sendiri mengalami momen tersebut, kesan ataupun kesimpulan akhirnya hanya bisa kita ambil bila kita mengalami juga momen sebelum dan sesudahnya. Bila momen itu didahului suatu sore dan berakhir dengan kegelapan, itulah matahari terbenam. Bila didahului kegelapan dini hari dan diakhiri dengan terang, itulah matahari terbit.

Momen yang tergambar dalam foto tadi bisa dipandang dan dimaknai secara berbeda, dan hanya dapat kita tangkap maknanya bila kita alami secara penuh. Demikian juga hidup. Suatu peristiwa hidup hanya dapat dimaknai bila kita tempatkan dalam keseluruhan sejarah kita. Maka, bila kita mengalami suatu penderitaan dan kesulitan, seberat apapun kesukaran itu, janganlah menyerah. Teruslah berjalan, dan temukan apa yang ada setelah momen itu berlalu. Bila momen itu adalah “matahari terbenam” dan kita merasakan “malam gelap” dalam hidup kita, masuklah dalam kegelapan itu dengan keyakinan bahwa esok selalu ada pagi. Temukan kekayaan yang tersimpan dalam malam gelap: keheningan, keindahan bulan, bintang atau nyanyian binatang malam. Jalanilah saat-saat kegelapan dengan penuh harapan, sebab besok matahari akan selalu terbit.

DH Agt 2012
(dimuat dalam Berita Kita Pandu edisi November 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar